Masuk

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELOR KERJA SAMA PEMERINTAH PROVINSI NTT DENGAN KOREM 161/WIRASAKTI DI KABUPATEN ROTE NDAO

Minggu, 06 November 2022 | November 06, 2022 WIB Last Updated 2022-11-06T05:37:27Z


Rote, liputan86.com -Pada Hari Jumat Tanggal 04-11-2022 pukul 09.00 Wita Di Garasi Makodim 1627/Rote Ndao,desa Helebeik, Kecamatan Lobalain,Kabupaten Rote Ndao Telah Dilaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Kelor Dari Dinas Pertanian Provinsin NTT(Vera Lona S.P)

Kepada Anggota Babinsa Kodim 1627/Rote Ndao 

Turut Hadir Dalam Kegiatan

1.Dandim 1627/Rote Ndao(Letkol Inf Bayu Panji Bangsawan S.Si, M.Han)

2.Babinsa Kodim 1627/Rote Ndao

3.Dinas Pertanian Provinsi NTT(Vera Lona S.P)

4.Dinas Pertanian Rote Ndao

Rangkaian Kegiatan Yg Dilaksanakan


Kegiatan Ini Berlangsung Di sampaikan Dinas Pertanian Provinsin NTT(ibu Vera Lona S.P) Sebagai berikut,"

Hal penting dalam menanam kelor ke media lahan yang harus diperhatikan: 

(1). Bersihkan lubang dari hama menggunakan Insektisida tabur, bakterisida maupun fungisida, 

(2). Langkah penanaman lakukan pada sore hari untuk mencegah bibit layu pada waktu siang, 

(3). Plastik polybag dilepas agar tidak ikut tertanam,

(4). Secepat mungkin lakukan penyiraman begitu bibit selesai ditanam.

Waktu penyiraman jangan dilakukan setiap hari. Lakukan penyiraman lima sampai tujuh hari sekali melihat dari kadar air dalam tanah.

Kriteria lahan yang baik sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan diantaranya: 

(1). Terkena cahaya matahari langsung minimal 6 jam sehari, 

(2). Dekat dengan sumber air, 

(3). Mengandung unsur hara yang cukup. Agar pohon kelor nantinya dapat tumbuh dengan baik perlu dilakukan pembersihan hama yang tumbuh dari lahan. Jika mendapati hanya sedikit gulma yang tumbuh maka, tinggal mencabutnya dan buang jauh-jauh gulma tersebut. Namun apabila gulma (tanaman liar) sudah tumbuh dalam jumlah yang banyak. Maka bisa memanfaatkan herbisida sehingga akan lebih cepat mematikan gulma pengganggu. Selanjutnya adalah membuat lubang tanam. dapat menggunakan cangkul untuk membuat lubang tanamnya. Buatlah lubang dengan diameter sekitar 50-70 cm. Untuk kedalaman lubang tanam ini buatlah sekitar 50 cm. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasarnya, dengan memanfaatkan pupuk kandang atau kompos.



Tanaman kelor kaya kandungan vitamin dan mineral. Daun kelor mengandung vitamin C lebih tinggi tujuh kali dibandingkan buah jeruk, kandungan vitamin A empat kali dari wortel, dan kandungan kalium tiga kali dari pisang dan proteinnya dua kali lebih tinggi dari yogurt atau sebutir telur.

Pemanfaatan kelor sebagai sumber pangan dan gizi keluarga merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah stunting atau memperbaiki gizi keluarga.

Di daerah Jakarta khususnya di Kepulauan Seribu, kegiatan-kegiatan pengembangan kelor ini dapat kita fokuskan untuk pencegahan stunting

Kegiatan Praktek Penanaman Kelor Dari Biji-Bijian

-Bahan-Bahan Yang Disiapkan:

1.Tanah Liat

2.Pupuk Kompos

3.Merang/Gambut Padi

4.Polibek

5.Air

6Biji Kelor Yang Sudah Direndam satu malam

-Cara Penanaman Biji Kelor:

1.Tanah Dan Pupuk Di Campur Menjadi 1

2.Masukkan Tanah Ke Polibek

3.Siram Dengan Air Tanah Yang Sudah Masuk Ke Polibek

4.Tanam Biji Kelor Ke dalam Tanah 

5.Taruh Polibek Di tempat Yang Tidak Langsung Dengan Sinar Matahari.


Harapannya,"Dunia tak selebar daun kelor” adalah peribahasa yang sering kita dengar. Dilihat dari arti peribahasa ini adalah dunia itu tidak sempit, tidak selebar (red: sekecil) daun kelor. Iya betul, daun kelor itu kecil. Mungkin kita sering menjumpainya, namun tidak menyadari bahwa tanaman tersebut adalah daun kelor.

Sebenarnya kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan sejarah, tanaman kelor berasa dari kaki gunung Himalaya atau India Utara. Kemudian menyebar ke Afrika dan negara-negara tropika, hingga ke sub tropis termasuk Indonesia. Saat ini masyarakat Indonesia semakin mengenal kelor dan banyak menanamnya baik di pekarangan maupun di lahan terbuka. Apalagi kelor memiliki segudang manfaat bagi kehidupan manusia.

Di Indonesia kelor mampu tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki tipe iklim A seperti Riau dan Sumatera Barat, hingga pada wilayah semi arid dengan tipe iklim E seperti NTT dan NTB. Hal ini membuktikan bahwa peluang untuk membudidayakan kelor di Indonesia dalam rangka untuk mendapatkan varietas terbaik atau unggul masih sangat terbuka lebar.

Sebagai tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, kelor memiliki banyak manfaat dan telah lama dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan masyarakat di masing-masing daerah. Manfaat kelor yang paling utama dan dikenal adalah manfaat pangan karena kandungan nutrisi dan gizinya yang tinggi, berguna bagi kesehatan tubuh manusia.


Dari beberapa hasil penelitian, selain mudah dibudidayakan, kelor memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi seperti kandungan vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari jeruk. Selain itu kandungan calciumnya juga empat kali lebih tinggi dari calcium yang terdapat pada susu. Kandungan vitamin A pada kelor empat kali lebih tinggi dari kandungan dalam wortel, dan masih banyak kandungan gizi lainnya seperti potassium yang tiga kali lebih tinggi dibandingkan potassium dalam pisang, juga kandungan proteinnya yang lebih tinggi dari yogurt. Bahkan kandungan zat besi pada daun kelor dinyatakan 25 kali lebih tinggi dari kandungannya dalam bayam. Daun kelor diketahui juga memiliki kandungan senyawa-senyawa antioksidan seperti flavonoid, tannin, saponin, steroid dan vitamin. WHO juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib (miracle tree), setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun lebih di negara-negara termiskin di dunia (Krisnadi, 2015).



Pada umumnya masyarakat Indonesia mengenal kelor hanya sebagai salah satu bahan makanan sayur. Padahal kelor dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan pangan, seperti pudding, cake, nugget, biscuit, cracker, dan lain-lain. Bahkan tepung daun kelor dapat dimanfaatkan untuk campuran tambahan (fortifikasi) pada berbagai jenis makanan seperti bolu, serabi, brownies dan aneka makanan lainnya.


Memanfaatkan Tumbuhan kelor untuk berbagai macam olahan. Selain menjadi olahan pangan seperti abon, cokelat, teh celup dan tepung, tumbuhan kelor juga dijadikan olahan produk pemakaian di badan, seperti minyak dan sabun.

Budidaya dan pengolahan daun kelor  didukung oleh banyak pihak. Diantaranya Balai Penelitian dan Pengembangan diharapkakan menghasilkan sesuatu yang bernilai positif bagi masyarakat. Menunjukkan kemandirian pangan ideal dimulai dari rumah tangga.

Kecukupan nutrisi yang meliputi kualitas hingga kuantitas asupan dapat dikreasikan dari pekarangan rumah.

Bukan hanya manfaatnya bagi kesehatan, dengan keterlibatan Kelompok Wanita Tani dalam budidaya daun kelor sebagai mitra mampu meningkatkan perekonomian dan kemapanan masyarakat di wilayah kodim 1627 Rote Ndao. Pengolahannya menjadi bahan makanan, obat dan kecantikan juga meningkatkan nilai dan daya jual produk olahan daun kelor.

Salah satu upaya mengenalkan manfaat daun kelor dan memasarkannya ke tingkat nasionalnasional (lena)