LIPUTAN86.COM - LAHAT - Dilebaran hari ketiga dikejutkan Padam nya listrik dimulai pukul 16 : 00 wib hingga pukul 11: 00 wib listrik baru menyala setelah pihak Bagian gangguan dari PLN Cabang Lahat melakukan perbaikan seperti apa yang sampaikan oleh Pak Ilyas melalui pesan Washhap " Izin pak, padam kemarin disebabkan trafo LA 054 daerah prabu menang rusak. Info dari Manager ULP Lembayung Pak Ludy.
Maaf tadi malam saya lagi nyetir mobil dari Pagar Alam ke Lubuklinggau .HP baru sudah di cash pagi ini.tks "
Beberapa bulan ini Sering nya listrik padam di wilayah Merapi area, peyebabnya faktor alam, kerusakan trafo, padahal Merapi memiliki 2 PLTU yaitu Banjarsari Pribumi PT.Bukit Pembangkit Inovatif (BPI) Konsorsium Bukit Asam, PLN PJB, dan Pemilik Saham,
PLTU Keban Agung Priamanaya Grup terletak di Desa Kebur, Merapi Barat, saat itu diresmikan oleh wakil gubernur Edi Yusuf tahun 2010, pasokan listrik ini dijual diluar Sumatera, sementara warga Merapi hanya menikmati debu batubara, bahaya Fly Ask dan B3 (faba) kata " Sahwan ketua Anak Padi aktifis Lingkungan ini selalu memperjuangan masalah bahaya PLTU kepada warga disekitarnya, belum lama ini memperingati hari Siaran Pers
Untuk disiarkan pada 22 April 2022 ,Hari Bumi 2022 Sia-sia investasi di negeri Oligarki
Setiap tanggal 22 April, dunia memperingati lahirnya Hari Bumi atau Earth Day. Hal ini berangkat dari gerakan lingkungan modern pada tahun 1970 yang menyuarakan perlindungan lingkungan. Saat itu, aktivitas pabrik yang menghasilkan asap beracun dan dibuang berton-ton limbah beracun ke sungai sehingga meningkatnya kekhawatiran kelebihan polusi udara, hilangnya keanekaragaman hayati dan menurunnya kualitas lingkungan. Ada 20 juta orang Amerika baik dari sekolah dan komunitas lokal berdemonstrasi di berbagai kota.
Di tahun 2022, tema yang diusung adalah Invest In Our Planet atau Berinvestasi pada Planet Kita.
Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kehidupan dan pembangunan global dimana salah satu pemicunya adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Sehingga berinvestasi untuk keselamatan lingkungan harus gencar dilakukan. Saat ini, upaya terbesar yang dilakukan oleh Pemerintah di sektor kehutanan dan guna lahan atau dikenal dengan Forestry and Other Land Uses dan sektor energi. Mulai dari rehabilitasi lahan kritis, mengendalikan kebakaran serta pemanfaatan energi terbarukan.
Di sisi lain, tindakan yang dilakukan ini justru dibunuh atau digagalkan oleh oligarki. Tindakan penyelamatan untuk menurunkan emisi justru berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi saat ini. Penyelamatan hutan dilakukan tapi proses pembukaan hutan juga lebih massive lagi. Satu sisi penyelamatan dan sisi lain penghancuran.
Salah satu contoh nyata, di sektor energi. Upaya dilakukan dengan pemanfaatan energi bersih. Namun pertumbuhan energi bersih lambat tapi pembakaran batu bara terus dilakukan. Di Sumatera, ada 33 PLTU batu bara yang sudah beroperasi dan berkontribusi terhadap emisi karbon. Tidak hanya sampai disitu, Sumatera tetap akan menjadi tempat mendirikan PLTU batubara, tidak kurang dari 4,5 GW PLTU akan didirikan, Secara global pembakaran batu bara berkontribusi besar emisi karbon 44%. Pembakaran batubara yang menghasilkan senyawa beracun (SOx, NOx, PM2,5, logam berat) menyebabkan polusi udara dan lebih parahnya lagi menyebabkan hujan asam yang mempengaruhi tanaman, tanah, bangunan dan benda lain di permukaan bumi.
Kabupaten Lahat memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah kekayaan bagaikan setinggi puncak selero yang megah menjulang tinggi di angkasa Kabupaten lahat.
Anak muda di Kabupaten lahat memiliki potensi bakat yang sangat luar biasa dan bahkan pemuda dan pemudi lahat sangat di kenal di penjuru negeri Nusantara. Anyways sangat sayang sekali Kabupaten Lahat ini sedang tidak baik-baik saja karena Kabupaten Lahat ini sedang di perkosa oleh oligarchy, karna sumber daya alam yang sangat luar biasa dan bahkan melimpah di rampas oleh kalangan oligarchy. Namun di Dilema ketergantungan energy kotor adalah harga selalu tak menentu. Dilema yang selalu, Masyarakat yang harus menanggung kerugian paling besar. Mulai dari dampak kerusakan lingkungan, dampak kesehatan, hingga yang menanggung beban kenaikan tarif harga listrik.
Menurut pandangan saya kondisi di Kabupaten Lahat sangat miris. Ada puluhan perusahaan Tambang Batu bara. Dan ada dua PLTU di Kabupaten lahat. Masyarakat di Lahat khusus di ring 1 Area pertambangan dan PLTU sudah menjadi korban tercemar limbah dari pertambangan dan PLTU. Di sungai air sudah tercemar dan bahkan tercemar ke sumur warga.
Di musim kemarau air sumur rumah warga berubah warna hitam. Dan warga terpaksa ke sungai untuk mandi dan cuci pakaian Walaupun Air sudah tercemar. Begitu juga dengan Udara masyarakat sekitaran ring 1 Area pertambangan dan PLTU sudah pencemaran udara kotor dari debu PLTU yg mengandung PM2.5 yang sangat berbahaya, setiap hari menghirup udara kotor itu. Begitu juga pertambangan masyarakat yg tinggal di area jalan. Debu dari angkutan transport pertambangan sudah menjadi makanan mereka.
" Dan bahkan 80% masyarakat sekitaran ring 1 Area pertambangan dan PLTU sudah hidup tidak sehat lagi.
Di Kabupaten Lahat Udara Bersih itu sangat mahal.
" aktivis ini lingkungan ini menyuarakan bahaya PLTU yang ada di Merapi dampaknya bisa menimbulkan penyakit paru paru, penyemaran udara " Fly Ask dan Faba( bottom ask) kata " Sahwan.(Bambang.MD)