Masuk

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Rusia Tuding Militer AS Lakukan Penilitian Biologi Rahasia di Indonesia, Hasilnya Tidak Dilaporkan

Minggu, 27 Maret 2022 | Maret 27, 2022 WIB Last Updated 2022-03-27T00:27:58Z

Dewan Keamanan PBB mendengarkan komentar selama pertemuan, Jumat, 11 Maret 2022, di markas besar PBB. Permintaan Rusia untuk pertemuan Dewan Keamanan terjadi menyusul penolakan AS atas tuduhan Rusia bahwa Ukraina mengoperasikan laboratorium kimia dan biologi dengan dukungan AS. (Sumber: UNTV via AP)

Moscow,liputan86.com - Komandan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov menuding Amerika Serikat melalui Pusat Medis Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian biologi di Indonesia tahun 2010. 


Hasil penelitian itu juga disebut tidak dibagikan kepada pemerintah di Jakarta, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti, Kamis (24/3/2022).


“Pendekatan yang tidak dapat diterima seperti itu, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah AS, adalah norma yang lazim bagi perusahaan farmasi besar. Karena banyaknya pelanggaran, pemerintah Indonesia tahun 2010 menghentikan kegiatan penelitian Pusat Medis AL AS di Jakarta,” kata Kirillov.


Letnan Jenderal Igor Kirillov, Komandan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia, menuduh Amerika Serikat melalui Pusat Medis Angkatan Laut lakukan penelitian biologi di Indonesia tahun 2010 dan hasilnya tidak dilaporkan kepada pemerintah Indonesia. (Sumber: Vadim Savitsky/Russian Defence Ministry/TASS)


Kirillov lebih jauh menuding, AS melakukan pekerjaan di fasilitas laboratorium di Jakarta di luar kerangka program penelitian yang disepakati, melakukan pengambilan sampel biologis dan menolak memberi tahu pemerintah Indonesia tentang hasil yang dicapai.


Yang mengejutkan, "Bahan-bahan yang mereka terima digunakan untuk kepentingan perusahaan farmasi yang berafiliasi dengan Pentagon, yaitu Gilead, yang sedang menguji obat-obatannya, termasuk di wilayah Ukraina dan Georgia," kata Jenderal Rusia tersebut.


Awal bulan Maret, Rusia melancarkan tudingan gencar atas temuan jaringan laboratorium biologi di Ukraina. Kantor berita Turki Anadolu melaporkan pada 9 Maret, militer AS disebut terlibat mendanai dan dan mengendalikan laboratorium itu.


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova saat itu mengungkapkan temuan dokumen yang menunjukkan "komponen senjata biologis sedang dikembangkan di Ukraina" pada laboratorium yang dikendalikan Pentagon, AS.


Zakharova saat itu menekankan, kegiatan tersebut melanggar Konvensi Senjata Biologis. Rusia kemudian menggelar sidang Dewan Keamanan PBB tentang masalah ini, namun gagal mendapat dukungan.


Sebelumnya, Letjen Igor Kirillov mengeklaim tentara Rusia mendapatkan dokumen yang menyebut AS-Ukraina mengembangkan virus dan bakteri berbahaya. Kirillov pun menduga AS-Ukraina melanggar Konvensi Senjata Biologis. (Kantor Pemberitaan Moscow)