LIPUTAN86.COM - Petrus Seuk
(13) Warga Rt 12 Rw 05 Kelurahan Metina Kecamatan Lobalain Kab. Rote Ndao, NTT,
Murid SD Inpres 3 Lobalain Kelas 4 dianiaya Anggota TNI 1627 Rote Ndao hingga
pingsan dan dirawat di RSUD Baa.
Korban dijemput anggota
Arbi Oktovianus Kotta (Arbi) dan rekannya yang berinsial Boy dirumah korban
Kamis (19/8) sekitar pukul 19:00 wita kemudian dibawah ke rumah rekan Arbi yang
biasanya di sapa Boy di Rt 09 RW 03 Kelurahan Metina Kecamatan Lobalain lalu di
aniayai.
Demikian Hal ini disampaikan
Joni Seuk (ayah korban) saat ditemui PENA-EMAS.COM Jumat (20/8/2021)
sekitar pukul 19: 15 Wita.
Kepada PENA-EMAS.COM, Ayah
korban Joni Seuk menjelaskan, Kronologi anaknya Petrus Seuk awalnya pada Kamis
(12/8) lalu dijemput Anggota oknum TNI Arbi dengan alasan kalau anaknya mencuri
Hand phone milik Arbi kemudian Ia mengantar anaknya ke rumah Boy lalu ia
kembali pulang ke rumah.
Anaknya Petrus Seuk baru pulang
tengah malam tetapi tidak menyampaikan apapun kepada mereka sebagai orangtua.
Kemudian keesokan harinya (Jumat 13/8) korban dicari lagi saat sedang bermain
di Pantai Baa untuk diinterogasi seputur masalah hilangnya Hand phone namun
setelah itu korban juga tidak memberitahukan kepada orangtua terkait masalah tersebut.
Selanjutnya. Kamis (19/8)
sekitar pukul 19:00 Wita kembali korban Petrus Seuk dijemput lagi oleh Anggota
TNI Arbi, Boy dan sejumlah rekan rekannya. Saat mengetahui kedatangan Arbi Cs,
korban ketakutan dan bersembunyi di dalam Lemari di kamar.
Dikamar tersebut korban
langsung dianiaya oleh Arbi hingga mulutnya berdarah dan dibawah lagi ke
rumah rekannya Boy yang juga Anggota TNI di Wilayah Rt 09 Rw 03 Kel.
Metina.
Berapa saat kemudian dirinya
sebagai ayah bersama isterinya menyusul untuk melihat kejadian apa yang sedang
dialami korban. Saat mereka datang ternyata anaknya sedang mengalami
penganiayaan dan tak berdaya. Jelasnya.
Selanjutnya Ati Seuk
Hanas Ibu korban saat ditemui di ruang UGD RSUD Baa yang sedang menjaga korban
Jumat (20/8) sekitar pukul 17:10 Wita. menjelaskan, saat Ia bersama
suaminya datangi rumah Boy, terlihat korban dalam keadaan terikat dengan
tali berwarna biru pada kedua tangannya dan tali berwarna kuning pada
kedua kaki sambil dianiaya oleh Arbi hingga korban pingsan lalu bapaknya yang
tidak tegah melihat keadaan korban mengambil sikap pulang kembali ke rumah.
Selanjutnya, Jelas Ati. setelah
kami pulang tinggalkan korban bersama Arbi dirumah Boy dan rekan rekannya
kemudian kita tidak pastikan jam berapa namun korban baru diantar pulang dini
hari dalam keadaan telanjang karena pakaian yang dikenakannya sudah dirobek
oleh Arbi. Jelas Ati.
Melihat korban dalam keadaan
telanjang, Ayah korban meminta untuk dipakaikan pakain baru dibawah kembali
karena mereka membawanya kerumah hanya untuk menunjukan tempat Hand phone
disembumyikan tetapi pengakuan korban itu akibat tidak tahan dengan tindakan
penganiayaan sehingga sampai dirumah korban yang tidak mencuri ini tidak tahu
mau ambil dimana handphone tersebut. Keadaan ini menambah amarah Arbi kembali
melakukan penganiayaan terhadap korban hingga tak berdaya kemudian korban
kembali lagi dibawah kerumah Boy.
Selanjutnya. sekitar
pukul 09:00 Wita pagi baru korban dibawah pulang kerumah oleh dua orang rekan
Arbi namun saat sampai di rumah korban langsung terjatuh pingsan lagi sehingga
oleh keluarga melarikan korban ke RSUD Baa untuk mendapat pertolongan medis.
Ungkap Ati.
Selain itu, Jermias Menda
salah satu kakek korban Petrus Seuk yang ditemui di rumah korban mengatakan,
pagi harinya sekitar pukul 07:00 pagi Ia mendatangi tempat kejadian yang tidak
jauh dari rumahnya untuk melihat keadaan cucunya, namun disana Ia melihat
korban sedang terendam dalam drum berisi air penuh.Dengan perasaan hati haru
mendengar cucunya meminta pertolongan untuk mengeluarkannya dari dalam
drum kemudian ia mengakat korban keluar dari dalam drum
dr Salomo di UGD RSUD
Ba,a ketika dikonfirmasi Sekitar Pukul 17:30 Wita, mengatakan,
pasien Petrus Seuk diterima untuk dirawat sekitar Pukul 12:00
Wita.
Pihaknya sudah melakukan upaya
pertolongan kepada Pasien dengan memasang infus dan memberikan obat nyeri untuk
dikonsumsi oleh Korban dan akan dilanjutkan dengan cek darah dan sisanya kita
observasi.
Dr. Salomo mengakui sesuai
rekam data pasien untuk hasil sementara diognosanya, korban
mengalami nyeri pada tubuh korban dan terlihat luka-luka lecet dibagian wajah
dan bagaian tubuh lainnya.
Sementara untuk luka
bakar belum persis mengetahui sebabnya, sambil berjanji akan memeriksa
lebih detail seluruh bagian tubuh pasien Petrus Seuk. Jelas Salomo.
Korban Petrus Seuk di RSUD Baa
mengakui dirinya dipukul, diikat hingga pingsan bahkan di bakar dengan api
rokok dibagian belakang menggunakan 15 batang rokok. Selain itu pada kemaluan
korban ditempel dengan lilin dan odol gigi lalu dibakar dengan api. Ia juga
mengakui tidak mencuri handphone tetapi karena tidak tahan dengan siksaan
sehingga dirinya mengakui namun tidak dapat mengembalikan handphone.
Jelasnya
Kapten Saragih dari Denpom
Kupang saat di konfirmasi via telpon seluler sekitar pukul 20:08 Wita
(malam tadi) menegaskan, pihaknya akan segera tindak lanjuti dan terkait proses
pihaknya akan meminta langsung hasil visum terhadap korban dari rumah sakit
Umum Baa,
Selain itu meminta agar
keluarga korban segera membuat laporan resmi kepada pihak Denpom, apa lagi
kasus ini dialami oleh anak di bawah umur. Tandasnya.
Pantauan Media di RSUD Baa,
hari ini Jumat (20/8) sekitar pukul 17:10 Wita korban sedang terbaring
dan dijaga oleh ibunya Ati Seuk Hanas. Keadaan korban terlihat lemas, tidak
bisa bicara dengan suara jelas akibat cekikan dileher korban, wajah korban
bengkak dan memar, luka memar di bagian leher, ditangan, kaki dan dada bagian
kiri, sejumlah luka bakar dengan rokok di bagian belakang korban serta sesuai
pengakuan korban terdapat luka bakar di kemaluan.
Hingga berita ini publish Dandim 1627/Rote Ndao, Letkol Educ Permadi Eko. P.B dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Kepala SD Inpers 3 Lobalain belum berhasil di konfirmasi. (PE.02/017)