Liputan86.com - Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) semakin ambisius melakukan misi eksplorasi di planet Mars. Kali ini, untuk pertama kalinya, NASA berhasil mengekstraksi udara di Mars menjadi oksigen.
Peluncuran misi luar angkasa, Perseverance yang turut membawa helikopter untuk mengeksplorasi permukaan planet merah tengah berlangsung.
Misi ke Mars tersebut dilakukan untuk mencari tanda kehidupan, dan potensi planet tersebut sebagai rumah baru bagi umat manusia.
Kali ini, misi yang dilakukan NASA adalah mengekstraksi udara di atmosfer Mars, yakni karbon dioksida untuk dijadikan oksigen.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/4/2024), NASA telah lebih dulu menandai misi luar angkasa terbarunya di Mars, yakni misi mengubah karbon dioksida dari atmosfer Mars dengan menekstraksinya menjadi oksigen murni yang dapat digunakan untuk bernapas.
Hal itu disampaikan badan antariksa AS tersebut pada Rabu lalu.
Ekstraksi oksigen ini belum pernah terjadi sebelumnya, yang benar-benar dikeluarkan dari udara tipis di Mars.
Ekstraksi udara di Mars tersebut dicapai oleh sebuah perangkat eksperimental yang dibawa Perseverance NASA.
Robot penjelajah NASA ini telah tiba di permukaan planet merah sejat Maret lalu dan bersiap melakukan berbagai misi luar angkasa di Mars.
Dalam aktivasi pertamanya, instrumen seukuran pemanggangan roti yang dijuluki, MOXIE, kepanjangan dari Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment.
Menurut NASA, ekstraksi karbon dioksida dalam udara Mars untuk menjadi oksigen, MOXIE diperkirakan dapat menghasilkan 5 gram oksigen, atau setara kira-kira 10 menit pernapasan untuk astronot.
Wahana penjelajah Perseverance milik NASA telah melakukan test drive sekaligus gerakan pertamanya di Mars. Pergerakan Perseverance tersebut terjadi hanya berselang beberapa pekan setelah mendarat di Planet Merah.
Kendati hasil awal masih sederhana, namun ini adalah prestasi yang menandai ekstraksi eksperimental sumber daya alam dari lingkungan planet lain yang pertama kalinya dilakukan untuk digunakan langsung oleh manusia.
"MOXIE bukan hanya instrumen pertama untuk menghasilkan oksigen di dunia lain," kata Trudy Kortes, direktur demonstrasi teknologi di Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA, dalam sebuah pernyataan.
Kortes menyebut bahwa teknologi pertama dari jenisnya, digunakan untuk membantu misi masa depan, 'hidup di atas permukaan' di planet lain.
Instrumen tersebut bekerja melalui elektrolisis, yang menggunakan panas ekstrem untuk memisahkan atom oksigen dari molekul karbon dioksida.
Karbon dioksida atau CO2 menyumbang sekitar 95 persen atmosfer di Mars.
Sedangkan 5 persen kandungan udara di atmosfer Mars, hanya sekitar 1 persen lebih padat dari yang ada di Bumi, terdiri dari nitrogen molekuler dan argon.
Oksigen ada di planet Mars dalam sejumlah jejak yang dapat diabaikan.
Akan tetapi, pasokan yang melimpah, yakni karbon dioksida, pada akhirnya dianggap penting untuk eksplorasi manusia di Planet Merah.
Baik menjadi sumber daya berkelanjutan untuk udara yang dapat dimanfaatkan untuk bernapas bagi astronot, maupun sebagai bahan yang diperlukan untuk bahan bakar roket yang dapat dimanfaatkan untuk menerbangkan para astronot pulang ke Bumi.
Perseverance, rover cerdas generasi ketiga dalam ilustrasi artistik kala telah mendarat dengan selamat di delta purba kawah Jezero, Mars.
Bahan bakar yang diperlukan untuk meluncurkan roket ke luar angkasa dari Mars sangatlah luar biasa besar.
Menurut NASA, setidaknya untuk mengeluarkan empat astronot dari permukaan Mars, membutuhkan sedikitnya 15.000 pon atau 7 metrik ton bahan bakar roket.
Selain itu, dikombinasikan dengan 55.000 pon atau sekitar 25 metrik ton oksigen.
Peneliti utama MOXIE Michael Hecht, dari Institut Teknologi Massachusetts dalam rilis NASA mengungkapkan bahwa untuk mengangkut satu ton mesin konversi oksigen ke Mars lebih praktis daripada mencoba mengangkat 25 ton oksigen dari Bumi.
Astronot yang tinggal dan bekerja di planet Mars mungkin membutuhkan satu metrik ton oksigen di antara mereka untuk bertahan satu tahun penuh, kata Hecht.
MOXIE dirancang untuk menghasilkan hingga 10 gram per jam sebagai bukti konsep.
NASA mengatakan bahwa para ilmuwan berencana untuk menjalankan mesin setidaknya sembilan kali lagi selama dua tahun ke depan dalam kondisi dan kecepatan yang berbeda.
Konversi oksigen pertama dilakukan sehari setelah NASA mencapai penerbangan bertenaga terkontrol pertama yang bersejarah dari sebuah pesawat di planet lain dengan keberhasilan lepas landas dan pendaratan helikopter robot mini di Mars.
Seperti MOXIE, helikopter twin-rotor yang dijuluki Ingenuity menumpang ke Mars melalui Perseverance NASA, yang misi utamanya adalah mencari jejak fosil mikroba purba yang mungkin telah berkembang biak di Mars miliaran tahun yang lalu. (Reuters)