Masuk

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Shinta Bachir Dukung MIO yang berkomitmen Mengangkat Pekerja Seni di Indonesia

Rabu, 30 Desember 2020 | Desember 30, 2020 WIB Last Updated 2020-12-30T02:30:46Z


JAKARTA, Artis Shinta Bachir menyatakan dukungannya terhadap MIO, Media Independen Online Indonesia, yang mempunyai komitmen untuk mengangkat Pekerja Seni Di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat MIO Indonesia mewawancara Shinta di sebuah Cafe di bilangan Senayan.


"Saya selalu mendukung apapun yang sifatnya positif." Ujar Shinta Bachir sambil menelisik menu cafe tersebut.


"Iya kan mas, apalagi MIO mempunyai komitmen untuk mengangkat pekerja seni di Indonesia. Ini luar biasa." Sambung Shinta sambil memesan kopinya kepada waiter Cafe.


Shinta melanjutkan pembicaraannya, dan menegaskan bahwa saat ini kehadiran Media Online sangat dibutuhkan oleh semua profesi dan masyarakat secara luas, karena kita sudah hidup di era Digital. 


"Siapapun pegang Smartphone. Di kampung-kampung saat saya mengadakan kegiatan sosial, ibu-ibu yang sering menonton sinetron saya pun selalu mengajak selfie saya. Artinya, dunia digital ini sudah tidak terbatas lagi kan...?." Tegas Shinta yang juga seorang pengusaha dan aktivis sosial selain Pemain Sinetron dan Penyanyi.


"Meskipun sosok pekerja seni dikagumi dan banyak mempunyai fans, tapi secara umum masih banyak yang menganggap pekerja seni itu hanya melakukan hobi, bukan kerja profesional. Padahal kami ini kerja keras luar biasa dan dituntut profesional. Disinilah MIO dan Media-media Online yang menjadi anggotanya mampu menjelaskan ke masyarakat, bahwa pekerja seni juga profesional. seperti wartawan juga kan Mas? bener kan?." Menurut Shinta lagi penuh ekspresi  dan penekanan masalah keprofesian.


"Saya mendukung sekali dengan keberadaan MIO ini agar masyarakat semakin cerdas. Saya juga ucapkan selamat kepada jajaran Pengurus MIO yang baru mulai bekerja ini, terutama sahabar saya R Astrid Esther yang terpilih menjadi Bendahara Umum di MIO." Pungkas Shinta dan mengakhiri wawancara ini dengan tegukan kopi dingin yang mendeduhkan cuaca panas Jakarta. (Red)