Jakarta: Terpilihnya Irjen Pol Petrus Golose sebagai Kepala BNN menggantikan Komjen Heru Winarko yang memasuki masa pensiun, membuat bursa calon kapolri semakin mengkrucut pada jabatan bintang tiga saja.
Koordinator Sekretariat Nasional Indonesia Maju (SEKNAS IM) Rusdi Ali Hanafia menanggapi bahwa penunjukkan tersebut secara tidak langsung mengubah bursa calon Kapolri ke depannya.
Menurut Rusdi, peluang jenderal bintang dua Polri untuk masuk dalam bursa calon Kapolri telah selesai dan tidak ada yang akan naik menjadi bintang tiga.
"Publik pasti mengamati situasi calon TB 1 bahwa akan ada wacana menaikan bintang dua ke bintang tiga yang akan masuk ke bursa calon kapolri yakni Irjen M Fadil (Kapolda Metro Jaya), Irjen Lufthi (Kapolda Jateng), dan Irjen Dofiri (Kapolda Jabar)," kata Rusdi, dalam keterangannya, Selasa (22/12/2020).
Rusdi Menjelaskan Dengan terpilihnya kepala BNN yang baru sudah dapat dipastikan bahwa tertutup sudah harapan jenderal bintang dua untuk masuk dalam bursa calon Kapolri. sehingga saat ini hanya diisi para calon dari jenderal bintang tiga berpangkat Komjen.
"Pengangkatan yang agag terlambat ini menurut saya, adalah strategi yang sangat cantik, jika pergantian dilakukan pada akhir November lalu tentu sarat dengan manuver politik berbagai pihak. Sebab dalam pertarungan jenderal bintang dua itu melibatkan orang orang dekat elit kekuasaan, mulai dari Kapolri Idham Azis, Presiden Jokowi, dan kubu Pejaten. Sehingga tarik menariknya sangat kuat," sambungnya
Diperkirakan, awal tahun Januari 2021, baik Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri maupun Kompolnas sudah memproses nama nama calon Kapolri untuk diserahkan kepada Presiden Jokowi.
"Saat ini menurut kami ada tiga nama besar, dua yang berada didalam Struktur Polri dan 1 diluar struktur. Dari nama-nama ini Presiden Jokowi akan memilih satu nama yang akan diserahkan ke DPR agar bisa dilakukan uji kepatutan oleh Komisi III.DPR pasca reses di 11 januari 2021 mendatang," jelasnya.
Diperkirakan saat DPR memulai aktivitas, nama calon Kapolri sudah dikirimkan Istana Kepresidenan ke lembaga legislatif.
Dari Hasil Dialog Seknas Indonesia Maju, hasilnya akan ada 3 Nama, 2 nama dari komjen senior dan 1 komjen Junior yaitu:
1. Wakapolri Gatot Edi, alumni Akpol 88 A, kelahiran 28 Juni 1965, masa dinas 30 bulan lagi, dan pernah menjadi Kapolda Metro Jaya. (Komjen Senior)
2. Kepala BNPT Boy Rafli, alumni akpol 88 B, kelahiran 25 Maret 1965, pernah menjadi Kapolda Banten dan Kapolda Papua dan banyak menyelesaikan kasus terorisme anarkisme (Komjen Senior)
3. Kabareskrim Sigit Listyo, alumni akpol 91, lahir 5 Mei 1969, dan pernah menjadi Kapolda Banten. Muncul kontroversial terhadap keberadaannya, di antaranya masa pensiun yang masih cukup lama, yakni hingga Mei 2027 (Komjen Junior)
Dari ketiga nama tersebut, Seknas IM memperkirakan bahwa presiden Jokowi akan memilih komjend senior sebagai kapolri pengganti idham Aziz.
"Jadi hasil dialog saya dan teman teman Seknas IM bahwa ada satu jenderal bintang tiga Junior dan dua bintang tiga senior. Ketiga nama ini masih sedang di kaji, dengan masukan nama nama calon dari Wanjakti Polri maupun Kompolnas. Namun prediksi kami bahwa Presiden Jokowi akan memilih figur jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis," pungkas Rusdi.
Disebutkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri) Pasal 38 ayat (1) huruf b menjelaskan, Kompolnas bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri.
Merujuk pasal 11 ayat (6) UU Polri, calon kapolri merupakan perwira tinggi (pati) Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan karier.
"Setelah kami bahas pasal 11 ayat (6) UU nomor 2 tahun 2002, jadi memang jenjang karier dan kepangkatan harus menjadi kriteria utama. Oleh sebab itu, prediksi nya pak jokowi akan memilih bintang tiga senior" pungkasnya.
Meskipun nyaring bahwa sudah ada dua calon kuat yang di pegang istana, seperti yang dikatakan oleh Nata S. Pane (Presidium IPW) namun berbeda dengan Seknas Indonesia Maju yang masih yakin bahwa peta tetap akan berubah sebab harus memilih yang betul betul mumpuni memimpin polri.
"Nama nama yang di sodorkan bisa saja berubah, karena sampai hari ini masih dalam tahap seleksi yang ketat. Jadi tidak seperti saat Idham Azis menjadi Kapolri, yang tidak melalui proses Wanjakti. Nama Idham Azis diperoleh Presiden hanya melalui usulan Kompolnas," ungkapnya.
Sebagai Informasi Tambahan, Menurut Tribunnews.com hingga sampai saat ini belum ada yang disebutkan nama nama calon Kapolri yang akan di sodorkan, namun di prediksi dari Komjen senior. ( R )