Tangerang, Liputan86.com - wargaDesa Pondok Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang ramai membicarakan pemotongan dana prakerja sebesar Rp350 ribu perpenerima, yang diduga dilakukan oknum bernama Mamay warung.
Bantuan prakerja yang dicairkan pemerintah selama 4 bulan tersebut sebesar Rp600 ribu per-Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun sayang, program yang digadang-gadang untuk membantu masyarakat, malah dimanfaatkan oknum.
"Awalnya saya lihat oknum itu (Mamay) kumpulin foto kopi KK dan KTP ibu-ibu, terus oknum itu bilang ke ibu-ibu, kalau dananya cair dibagi dua dengan saya," ucap warga Pondok Kelor, inisial AW, menirukan ucapan oknum May.
AW mengaku sangat terkejut setelah melihat pencairan dana prakerja yang diterima KPM hanya Rp250 ribu perorang, sedangkan yang ia ketahui dari awal, bahwa dana yang berjumlah Rp600 ribu tersebut akan dibagi dua dengan KPM.
"Saya kaget begitu lihat duitnya cuma Rp250 ribu yang dikasih ke KPM, begitu saya tanya, katanya untuk yang mencairkan Rp300 ribu, kalau yang Rp50 ribu untuk uang paket internet, yang cairin duitnya anak May (Eja)," kesalnya.
AW sangat menyayangkan perbuatan oknum Mamay yang berani memotong dana anggaran prakerja milik KPM terlalu besar, padahal bantuan tersebut dikucurkan untuk membantu warga ditengah-tengah pandemi Covid-19.
"Seharusnya kalau mau potong jangan gede-gede, kasihan warga yang dapat, itukan duit dari pemerintah buat bantu warga di musim corona, masih dimanfaatkan juga," lugasnya.
Hal senada diucapkan warga Pondok Kelor inisial N, yang mengetahui perbuatan oknum yang memotong uang prakerja Rp350 ribu dari keluhan KPM, ia juga menilai apa yang dilakukan oknum terlalu menekan KPM.
"Memang saya tidak dapat, tapi saya kasihan dengarnya kalau dipotong sampai Rp350 ribu, sedangkan KPM cuma nerima Rp250 ribu, kalau begitu mah kebiri duitnya kita terlalu banyak," cetus N.
Sementara itu, Mamay warung saat akan dikonfirmasi terlihat sangat gelisah dengan wajah rasa ketakutan, dan berbagai alesanpun dilakukan untuk menghindari pertanyaan yang digelontori wartawan, untuk menutupi perbuatannya.
"Tidak tahu pak, saya mah tidak tahu apa-apa masalah prakerja, sudah dulu yah, saya mau parut kelapa, yang pesannya sudah nungguin, saya tidak sekolah jadi tidak ngerti apa-apa," cetusnya.
Di tempat yang sama, saat kembali dikonfirmasi awak media, Mamay terus mengelak dan menghindar dari pertanyaan-pertanyaan, bahkan dirinya tidak mengakui mempunyai anak yang menjadi guru sekolah.
"Kalau mau cari informasi ke media sosial saja, jangan tanya ke saya, yang namanya bantuan prakerja saya tidak ngerti, yang cairkan bukan anak saya, anak saya cuma satu yang suaminya kerja di Bandara, saya tidak punya anak guru," lugasnya.
Di tempat yang berbeda, Kades Pondok Kelor, Junaedi saat ditemui awak media, mengaku tidak mengetahui adanya warga yang mencairkan dan memotong dana prakerja milik KPM sebesar Rp350 ribu.
"Waduh, saya baru dengar dari abang, kalau ada oknum cairkan serta potong bantuan prakerja di desa saya, ini harus ditegur tanpa pengetahuan aparatur saya, takutnya nanti nama saya terbawa jelek lagi," tandasnya. (Gor/Red)